Budidaya Sayuran di Dataran Rendah Ternyata Lebih Menjanjikan

Banyak orang mengira bahwa budidaya tanaman sayur hanya bisa dilakukan di dataran tinggi saja. Ternyata, perkiraan itu salah. Saat ini sayuran yang biasanya dibudidayakan di dataran tinggi juga bisa dibudidayakan di dataran rendah. Beberapa sayuran seperti sawi, kubis, slada, kembang kol, dan jagung manis sudah banyak dibudidayakan di dataran rendah dengan ketinggian 5 sampai 200 meter dpl. Hal ini memberikan angin segar bagi para petani yang memiliki lahan di daerah dataran rendah.


Mengingat sayur merupakan salah satu kebutuhan pokok yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat, sehingga banyak petani yang memanfaatkannya sebagai peluang bisnis yang cukup menguntungkan mereka. Budidaya sayur di dataran rendah membutuhkan perawatan yang sedikit berbeda dengan budidaya sayur di dataran tinggi.

Namun secara garis besar, tahapan budidayanya tetap sama. Biasanya untuk budidaya di dataran rendah, media tanam yang digunakan berupa campuran tanah dan kompos yang terbuat dari bakaran sampah organik yang sudah diayak.Tujuan mencampurkan tanah dan sampah organik, agar tanah semakin gembur dan mengandung banyak nutrisi. Selain bisa dibudidayakan di lahan yang luas, sayur juga bisa ditanam menggunakan polybag. Sehingga bisa memanfaatkan lahan yang tidak terlalu luas.

Anda bisa menggunakan polybag yang berukuran 10 cm, kemudian diisi dengan media tanam campuran tanah dan kompos. Lubangi bagian tengah media dengan telunjuk sedalam 1 cm, kemudian masukan bibit ke dalamnya, dan di tutup kembali dengan media. Semprot dengan air, dan lindungi dari sinar matahari secara langsung. 1-3 hari mulai bibit tersebut akan mulai kerkecambah. Setelah bibit mulai tumbuh besar sekitar 3 minggu, pindahkan bibit ke media yang lebih besar. Bisa menggunakan polybag yang ukurannya lebih besar atau memindahnya di lahan seperti kebun atau sawah.

Khusus untuk penanaman sayur di lahan, buatlah bedengan dengan lebar minimal 1 meter, dengan tinggi kira-kira 40 cm, sedangkan panjangnya bisa menyesuaikan luas lahan. Jarak tanam antar sayur idealnya adalah 40 cm. Dan untuk beberapa sayur seperti sawi atau kol, celah antar bedengan bisa dijadikan sebagai parit untuk membantu pengairan tanaman. Yang terpenting dalam proses pemeliharaan adalah pemenuhan kebutuhan air, pupuk, dan pencegahan hama tanaman yang bisa mengganggu tanaman sayur.

Untuk budidaya dengan polybag, sebaiknya jangan disiram terlalu sering. Karena bila terlalu lembab, akan memicu kebusukan akar sayur. Sedangkan untuk budidaya di lahan, pengairan dilakukan sehari sekali sebaiknya di pagi hari. Untuk pemberian pupuk bisa dilakukan setiap 2 minggu sekali, agar kandungan nutrisi tanah tidak berkurang.

Budidaya sayur di dataran rendah ternyata menghasilkan sayur yang kualitasnya lebih baik, sayuran bisa lebih manis, lebih segar, dan kandungan airnya juga tidak terlalu banyak. Disamping itu daya tahan sayur juga lebih lama, sehingga meminimalisir busuknya sayur sebelum dipanen. Sehingga harga jual sayur juga lebih tinggi.

Kendala bisnis sebagian besar petani budidaya sayur adalah kurangnya modal usaha. Sehingga budidaya sayur belum bisa maksimal dan belum bisa memenuhi semua permintaan konsumen. Selain itu kendala yang sering dihadapi adalah hama tanaman yang merusak sayur. Untuk itu para petani harus memberikan perawatan yang cukup ekstra, dan menyemprotkan pestisida organik untuk mengusir hama yang merusak tanaman.

Kesuksesan bisnis budidaya sayur dipengaruhi oleh pemilihan bibit yang berkualitas, dan perawatan sayur dari mulai pengairan, pupuk, dan pembasmian hama tanaman sampai perawatan panen dan pasca panen. Sehingga dihasilkan sayur yang kualitasnya baik dan memiliki nilai jual cukup tinggi./red/sumber


Comments